4 pesan untuk wanita
yang mau menikah
1.
Taat Kepada Suami
Anas mengatakan bahwa para sahabat Nabi
Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam bila mempersembahkan
(menikahkan) anak perempuannya kepada calon suaminya, mereka berpesan kepada
anaknya untuk berkhimat pada suami serta senang tiasa menjaga hak suami.
2.
Pesan Ayah Kepada Anak
Perempuannya Saat Pernikahan
Pada saat pernikahan anaknya Abdullah bin Ja’far bin Abu
Thalib memberikan wasiat kepada anak perempuannya, “Jauhilah olehmu perasaan
cemburu, karena rasa cemburu merupakan penyebab jatuhnya thalak. Juga
jauhkanlah dirimu dari sifat banyak mengeluh, karena keluh kesah merupakan
sebab timbulnya kemarahan, dan hendakklah kamu memakai celak mata,
perhiasan
yang paling indah serta wawangian yang paling harum ketika berada di dekat
suami”.
3.
Pesan Ibu Kepada Anak
Perempuannya
Diriwayatkan bahwasannya Asma binti Kharijah Al-Farzari
memberikan pesan pada anak perempuannya ketika menikah, “Sesungguhnya engkau
telah keluar dari sarang yang engkau tempati menuju hamparan luas yang tidak
engkau ketahui, juga menuju teman yang engkau belum merasa rukun dengannya.
Oleh sebab itu, jadilah engkau bumi baginya, maka ia akan menjadi langit
bagimu. Jadilah engkau hamparan baginya, niscaya dia akan menjadi tiang untukmu.
Jadilah hamba sahaya baginya, niscaya dia akan menjadi hamba untukmu. Dan
janganlah engkau meremehkannya, karena dia akan membencimu dan janganlah engkau
menjauh darinya karena dia akan melupakanmu. Bila dia dekat denganmu maka
dekatkanlah dirimu, bila dia menjauhimu maka menjauhlah darinya. Jagalah
hidungnya, pendengarannya dan matanya. Janganlah dia mencium sesuatu darimu
kecuali wawangian dan janganlah dia melihatmu kecuali engkau dalam keadaan
cantik.
4.
Pesan Amamah binti Harits
Kepada Anak Perempuannya Saat Pernikahan
Ketika membawanya kepada calon suaminya Amanah bin Harist
berpesan kepada anaknnya, “Wahai anak perempuanku! Bahwa jika wasiat
ditinggalkan karena keistimewaan atau keturunan maka aku menjauh darimu. Tetapi
bila wasiat merupakan sebuah pengingat bagi orang yang mulia dan bekal bagi
orang yang berakal. Jika seorang perempuan merasa cukup pada suami lataran
kekayaan kedua orang tuanya dan hajat kedua orang tua kepadanya, maka aku
merupakan orang yang paling merasa cukup dari semua itu. Tetapi perempuan
diciptakan untuk laki-laki dan laki-laki diciptakan untuk perempuan. Oleh
karena itu, wahai anak perempuanku! Jagalah sepuluh perkara ini.
Pertama dan kedua : Perlakuan dengan sifat qana’ah dan
mu’asyarah melalui perhatian yang baik dan ta’at, karena pada qan’aah terdapat
kebahagiaan qalbu, dan pada ketaatan terdapat keridhaan Tuhan.
Ketiga dan keempat : Buatlah janji dihadapannya dan
beritrospeksilah dihadapannya. Jangan sampai ia memandang jelek dirimu, dan
jangan sampai ia mencium darimu kecuali wewangian.
Kelima dan keenam : Perhatikanlah waktu makan dan
tenangkanlah ia tatkala tidur, karena panas kelaparan sangat menjengkelkan dan
gangguan tidur menjengkelkan.
Ketujuh dan kedelapan : Jagalah harta dan keluarganya.
Dikarenakan kekuasaan dalam harta artinya pengaturan keuangan yang bagus, dan
kekuasaan dalam keluarga artinya perlakuan yang baik.
Kesembilan dan kesepuluh : Jangan engkau sebarluaskan
rahasianya, serta jangan engkau langgar peraturannya. Jika engkau
menyebarluaskan rahasianya berarti engkau tidak menjaga kehormatannya. Jika
engkau melanggar perintahnya berarti engkau merobek dadanya.
Bahwasanya keagungan baginya yang paling besar adalah
kemuliaan yang engkau persembahkan untuknya, dan kedamaian yang paling besar
baginya adalah perlakuanmu yang paling baik. Ketahuilah, bahwasanya engkau
tidak merasakan hal tersebut, sehingga engkau mempengaruhi keinginannya
terhadap keinginanmu dan keridhaannya terhadap keridhaanmu (baik terhadap hal
yang engkau sukai atau yang engkau benci). Jauhilah menampakkan kebahagiaan
dihadapannya jika ia sedang risau, atau menampakkan kesedihan tatkala ia sedang
gembira
Tidak ada komentar:
Posting Komentar