Asyura terdengar sangat familiar dengan sebutannya, dikarenakan pada hari tersebut dibeberapa daerah dirayakan dan disemarakkan dengan berbagai kegiatan yang sudah menjadi adat masing masing daerah. Aceh misalnya saat ibu ibu dan bapak bapak berduyun duyun ke mesjid, mushalla atau surau untuk mengambil hidangan yang dibagikan oleh panitia mesjid berupa bubur yang telah dimasak memasai resep khas daerah masing masing. Ada juga yang membagikan sendiri, dimasak dirumah, dibgikan kepada tetangga tetangga terdekat.
kebiasaa ini telah menjadi sebuah adat yang dipertahankan oleh generasi generasi terdahulu hingga saat ini, kebiasaan yang didalamnya terdapat ibadah yaitu sedekah dan silaturahmi, kegiatan yang seperti ini wajar dan harus dipertahankan serta dilestarikan agar menjadikan budaya yang islami.
Asal muasal bubur asyura adalah ketika nabi Nuh turun dari bahtera setelah berombang ambing dilautan -+ 6 bulan, begitu sampai didaratan nabi mengumpulkan hasil yang tersisa dari makanan dan disatukan, dimasak menjadi bubur. setiap tanggal tersebut sebagai tanda syukur atas keselamatan, ummat nabi Nuh selalu memasak bubur pada tanggal 10 muharam.
Berdasarkan kisah tersebut, sebagai tanda syukur kepada Allah yang telah menolong dan memberikan kemudahan kepada para Nabi dan ummatnya, menjadikan hari tersebut sebagai mementum menambah rasa syukur dengan berbagi dan bersilaturahmi pada tanggal 10 muharram.