Guru Kreatif dan Inovatif di Era Abad 21

Perubahan zaman adalah kodrat yang Allah ciptakan terhadap perputaran dunia ini.Tidak bisa kita pungkiri dan menghindar dari kemajuan yang telah ada pada saat ini. Kemajuan dalam semua lini baik industri maupun pendidikan tidak boleh  ketinggalan dengan alat alat yang modern tersebut, apabila lini pendidikan mengabaikan lahirnya teknologi  canggih dan modern maka dunia pendidikan akan tertinggal.

Pengertian Guru 

Guru adalah komponen yang sangat  menentukan dalam implementasi suatu strategi pembelajaran. Keberhasilan suatu implementasi strategi pembelajaran akan  tergantung pada kepiawaian guru dalam menggunakan  metode, teknik dan taktik pembelajaran (Sanjaya, 2016, hlm. 52). 

Guru adalah bagian dari kesadaran sejarah pendidikan di dunia. Sebagai orang yang digugu dan ditiru seorang guru dengan sendirinya memiliki peran yang luar biasa dominannya bagi peserta didik. Dalam sebuah proses pendidikan guru merupakan satu komponen yang sangat penting, selain komponen lainnya, seperti tujuan, kurikulum, metode, sarana dan prasarana lingkungan dan evaluasi. Seiring dengan laju perkembangan pemikiran manusia yang melahirkan peradaban yang sangat cepat pertumbuhannya ditandai dengan kemajuan teknologi informasi yang kemudian dikenal dengan era global dengan konsekuensi globalisasi. Globalisasi menawarkan paradigma baru dalam pendidikan. Tentunya juga merupakan tantangan baru bagi guru profesional yang semakin hari semakin meningkat (Syukur, 2012, hlm. 11).

Salah satu perubahan paradigma pembelajaran tersebut adalah orientasi pembelajaran yang semula berpusat pada guru  (teacher centered) berubah menjadi berpusat pada murid  (student centered), metodologi yang semula lebih didominasi  ekspositori berganti ke partisipatori, dan pendekatan yang semula lebih banyak bersifat tekstual berubah menjadi konstektual. Satu inovasi yang menarik mengiring perubahan  paradigma tersebut adalah ditemukan dan ditetapkannya  model-model Pembelajaran Inovatif dan Konstruktif atau  lebih tepat dalam mengembangkan dan menggali pengetahuan peserta didik secara konkrit dan mandiri (Triyanto, 2007, hlm. 2-3).

Kebutuhan guru yang berkualitas semakin  tinggi saat ini harus disikapi secara positif oleh para pengelola  pendidikan guru. Respons positif ini harus ditunjukkan  dengan senantiasa meningkatkan mutu program pendidikan  yang ditawarkannya. Perbaikan mutu pendidikan pada jenjang  pendidikan tinggi ini jelas akan membawa dampak positif  bagi penciptaan guru yang berkualitas kelak dikemudian hari  (Oviyanti, 2013, hlm. 268)

Kemajuan Era Abad 21

Kemajuan teknologi digital berdampak besar terhadap segala bidang, termasuk pendidikan. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk pendidikan dan pembelajaran mau tidak mau melibatkan disiplin teknologi pendidikan. Teknologi pendidikan menjadi salah satu dari tenaga kependidikan yang hadir untuk mendukung tenaga pendidik. Tentu saja disiplin teknologi pendidikan menyiapkan sumber daya manusia dengan keahlian khusus. Fenomena pemikiran umum yang terdapat di masyarakat dalam konsep teknologi yang dikemukakan para pakar. Teknologi menjadi bukti kecanggihan proses berpikir manusia. Teknologi muncul karena manusia ini berpikir dan kerja keras untuk memfasilitasi kehidupan setiap anggota masyarakat yang menjadi lebih baik. Teknologi juga terkait dengan nilai-nilai keagamaan yang memuja alam semesta sebagai teknologi yang tidak dapat ditandingi oleh siapa pun. Teknologi menjadi bukti kebudayaan dan peradaban manusia yang memiliki pemikiran modern dan bermanfaat bagi sesama (Prawiradilaga, 2012, hlm. 19).

Guru sebagai pelaku perubahan tidak lain adalah pemimpin (leader) perubahan bagi diri sendiri dan bagi orang lain sehingga mereka secara bersama-sama mampu membangun sebuah tatanan yang baru sesuai dengan cita-cita dan harapan mereka. Guru merupakan pemimpin (leader) dan perilaku perubahan pendidikan karena tanpa keterlibatan guru setiap usaha untuk memperbarui dunia pendidikan akan gagal. Dalam setiap pembaharuan di Sekolah, inisiatif perubahan yang tidak menyentuh kehidupan guru tidak akan mengubah banyak hal. Guru adalah garda terdepan dan pelaku perubahan dalam dunia pendidikan. Pemimpin heroik adalah mereka yang mampu menyelamatkan seluruh lembaga dan anggota-anggota dari jurang kehancuran. Mereka percaya bahwa individu itu dapat menjadi pemimpin besar karena ia terlahir untuk itu. Setiap orang terlahir dengan potensi menjadi pemimpin. Individu terlahir untuk menjadi pelaku perubahan dalam hidupnya dan membangun bagi masyarakatnya. Lebih dari itu, guru dapat berperan lebih aktif dalam menghadirkan tatanan baru masyarakat yang lebih adil dan manusiawi melalui kinerja pendidikan mereka (Albertus, 2015, hlm. 118-119)

Peranan strategi pengajaran lebih penting apabila guru mengajar siswa berbeda dari segi kemampuan, pencapaian, kecenderungan, serta minat. Hal tersebut karena guru harus memikirkan strategi pengajaran yang mampu memenuhi keperluan semua siswa. Di sini, guru tidak saja harus menguasai berbagai kaidah mengajar, tetapi yang lebih penting adalah mengintegrasikan serta menyusun kaidah-kaidah itu untuk membentuk strategi pengajaran yang paling berkesan dalam pengajarannya. Salah satu sasaran pembelajaran adalah membangun gagasan sainstifik setelah siswa berinteraksi dengan lingkungan, peristiwa, dan informasi dari sekitarnya. Pada dasarnya, semua siswa memiliki gagasan atau pengetahuan awal yang sudah terbangun dalam wujud skemata. Dari pengetahuan awal dan pengalaman yang ada, siswa menggunakan informasi yang berasal dari lingkungannya dalam rangka mengontruksi interpretasi pribadi seta makna-maknanya. Makna dibangun ketika guru memberikan permasalahan yang relevan dengan pengetahuan dan pengalaman yang sudah ada sebelumnya, memberi kesempatan kepada siswa menemukan dan menerapkan idenya sendiri (Hamdani, 2011, hlm. 23). 

Ilmu pendidikan berkembang dengan pesat. Kemajuan teknologi digital berdampak besar terhadap segala bidang, termasuk pendidikan. Pemanfaatan teknologi digital dan internet untuk proses pembelajaran berdampak terhadap pola belajar seseorang. Teknologi muncul karena manusia itu berpikir dan bekerja keras untuk memfasilitasi kehidupan setiap anggota masyarakat menjadi baik. Mau tidak mau, jika seorang peserta didik sedang mengikuti e-learning, maka ia dihadapkan kepada satu monitor dan satu perangkat komputer, apapun jenisnya. Interaksi sosial atau komunikasi secara fisik sebaiknya tetap harus disediakan seperti dalam proses hybrid learning. Tentu saja upaya yang bersifat konstruktivistik harus tetap dipenuhi oleh program e-learning ini. Teknologi menjadi bukti kebudayaan dan peradaban manusia yang memiliki pemikiran modern dan bermanfaat bagi sesama (Prawiradilaga, 2012, hlm. 19).

Era Revolusi Industri 4.0 merupakan era disruptif di mana banyak tenaga manusia mulai dihilangkan, digantikan oleh teknologi robot.Oleh karenanya, dunia pendidikan harus melakukan revolusi dengan mengajak para peserta didik agar mau dan mampu menjadi manusia kreatif, berwawasan luas dan berani.Peserta didik mesti dibekali dengan karakter yang kuat, kompetensi yang mumpuni dan literate (keterbukaan wawasan).Kararkter moral dan karakter kinerja menjadi dasar utama bagi guru dalam mendidik generasi penerus bangsa yaitu peserta didik.Peserta didik juga harus dibekali dengan kemampuan berpikir kritis, kreatif, komunikatifPeserta didik juga harus dibekali dengan kemampuan literate dalam budaya, teknologi dan keuangan.Harapannya, di era Revolusi Industri 4.0 kelak Indonesia memiliki generasi penerus yang berkarakter, kompeten dan literat.

Pembelajaran STEM (Science, Technology, Engineering and Mathematic) pun ramai digalakkan sebagai salah satu upaya meningkatkan kualitas pembelajaran.Beberapa guru telah melaksanakan pembelajaran berbasis IT dan mengajak peserta didik berlatih soal dengan kuis interaktif, teka teki silang menggunakan android, dan sebagainya.Pembelajaran mulai dilakukan dengan berbagai model sehingga lebih menarik dan menyenangkan.Peserta didik diajak terjun langsung melalui proyek, praktikum atau role playing agar apa yang mereka pelajari akrab dengan kehidupan sehari-hari. Tuntutan profesionalisme pun telah memaksa guru untuk mengembangkan diri melalui kegiatan literasi, berkarya melalui tulisan (publikasi ilmiah) dan berinovasi dengan mebuat berbagai alat pelajaran.Perubahan ini memang belum maksimal dan menyeluruh. Akan tetapi, guru-guru pionir ini akan memantik semangat rekan-rekan guru yang lain untuk meningkatkan pula kualitasnya. Iklim yang kondusif mutlak diperlukan dalam hal ini.

Guru tidak bisa digantikan namun guru yang tidak mau memperbaiki diri dengan terus belajar dan belajar maka akan tergantikan dengan sendirinya.

Salam Suhaimi




4 komentar:

  1. Bapak ibu, ini tulisan Omjay yang kedua di hari keempat bulan Februari, https://www.kompasiana.com/wijayalabs/63de401e4addee386c0e7363/guru-penggerak-kok-copas, semoga bermanfaat dan memotivasi kawan-kawan pembaca kompasiana. Terima kasih atas kunjungannya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. siap OmJay.
      Komentnya dari Kompasiana aja ya

      Hapus

Jurus Menulis Buku Ajar yang Efektif dan Relevan

Materi menulis buku ajar disampaikan oleh seorang  yang sudah terbukti kualitasnya didunia penulisan yaitu Dr. Mudafiatun Isriyah, M.Pd, buk...